Sekolah
adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru sebagian besar
terjadi dalam kelas yakni membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi
belajar yang optimal. yang berhubungan dengan bakat dan minatnya.
Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan
sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pelajaran. Akan tetapi apabila terdapat
kekurangserasian antara tugas, dan sarana atau alat atau terputusnya
keinginan yang satu dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan
pemenuhannya, maka akan terjadi gangguan terhadap PBM, baik gangguan
sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus-menerus.
Peran
seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara
prinsip guru memegang dua masalah pokok yaitu pengajaran dan pengelolaan
kelas. Masalah pengelolaan kelas berkaitan dengan usaha untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi
tercapainya tujuan pembelajaran. Pengelolaan kelas merupakan aspek
pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru,
guru baru, bahkan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para
peserta didik dapat belajar dengan optimal dalam arti guru mampu
menyampaikan bahan pelajaran agar dapat diserap peserta didik dengan
baik. Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding
lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari
kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan
standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu, pengelolaan
kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai dalam
rangka proses pembelajaran. Setiap guru dituntut memiliki kemampuan
dalam mengelola kelas. Moch. Uzer Usman (1995) dalam salah satu bukunya
mengemukakan bahwa suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai
jika guru mampu mengatur murid dan sarana pembelajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajaran. Di sini, jelas sekali betapa pengelolaan kelas yang efektif
merupakan prasyarat mutlak bagi terciptanya proses belajar-mengajar yang
efektif pula.
Pengelolaan
kelas merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai
guru. Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Menurut
Raka Joni dalam Akhmad Sudrajat ( 2008) pengelolaan pembelajaran lebih
menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak
lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih
berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan rapport,
penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas,
pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat
waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), di dalamnya mencakup
pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.
Pengelolaan
kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala
potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal
ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas
sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif mulai dari awal hingga
akhir pembelajaran. Penciptaan suasana kelas yang kondusif guna
menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk
mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai
efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam menunjang proses
pembelajaran yang optimal.
Pengelolaan
kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi
optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang
diharapkan (Suharsimi Arikonto, 1992:67-68) Sedangkan Hadari Nawawi dan
Rosilawati ( 2008:128) menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah
kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian
kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang
tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan
kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan
murid. Menurut Sudirman N, dkk (dalam Djamarah, 2006:177), Pengelolaan
kelas adalah upaya mendayagunakan potesi kelas. Dari beberapa pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah upaya
mendayagunakan potensi kelas yang dilakukan oleh penanggung jawab
kegiatan belajar-mengajar agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Secara
umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual dalam kelas.
Suharsimi Arikunto (1988:68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurut Ahmad (1995:2) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut: (1).Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin,. (2). Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar, (3).Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas. (4). Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Suharsimi Arikunto (1988:68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurut Ahmad (1995:2) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut: (1).Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin,. (2). Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar, (3).Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas. (4). Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Prinsip Pengelolaan Kelas
Penelitian
menunjukkan bahwa lingkungan sosial atau suasana kelas saat
pembelajaran berlangsung adalah penentu psikologis utama yang
mempengaruhi belajar akademis (Walberg dan Greenberg, 1997 ).
Suasana atau keadaan ruangan kelas menunjukkan arena belajar yang sangat
dipengaruhi emosi. Sangat disarankan kepada para guru sebelum memulai
pelajaran, rancanglah suasana kelas agar tercipta suasana yang
menyenangkan, sehingga perasaan / emosi siswa nyaman dan rela menerima
materi pelajaran.
Apabila
ketrampilan mengelola kelas dilakukan dengan baik maka akan berdampak
positif, baik kepada siswa maupun kepada guru yang bersangkutan. Kepada
siswa akan berdampak (a) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab
individu terhadap tingkah lakunya serta sadar akan mengendalikan
dirinya.; (b) Membantu siswa mengerti akan arah tingkah lakunya sesuai
dengan tata tertib kelas dan merasakan teguran guru sebagai suatu
peringatan bukan kemarahan.; (c) Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan
diri dalam tugas serta bertingkahlaku yang wajar sesuai dengan aktivitas
kelas yang sedang berlangsung. Adapun bagi guru memiliki pengaruh : (a)
Mengembangkan pengertian dan ketrampilan dalam memelihara kelancaran
penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik; (b)
Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensi
di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa; (c) Memberikan
respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan
gangguan.
Prinsip Pengelolaan Kelas
Mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif,dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah : (1) Kehangatan dan
Keantusiasan, memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan.; (2)
Tantangan ,penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang
akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang;.(3) Bervariasi,
penggunaan variasi dalam media gaya dan interaksi mengajar meruakan
kunci pengelolaan kelas; (4) Keluwesan, dalam PBM guru harus waspada
mengamati jalannya proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan
munculnya gangguan siswa. sehingga diperlukan keluwesan tingkah laku
guru untuk dapat mengubah berbagai strategi mengajar dengan memanipulasi
berbagai komponen keterampilan yang lain;. (5) Penekanan Pada Hal-Hal
Positif, pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus
menekankan kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari
pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif. Cara guru
memelihara suasana yang positif antara lain memberikan aksentuasi
terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari ocehan atau
celaan atau tingkah laku yang kurang wajar serta memberikan penguatan
terhadap tingkah laku siswa yang positif.; (6) Penanaman disiplin diri,
kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk
mencapainya guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan
disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri
yang menjadi contoh.
Komponen keterampilan mengelola kelas adalah penciptaan dan
pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal, keterampilan yang berhubungan
dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal, pengelolaan kelompok dengan
cara peningkatan kerjasama dan keterlibatan siswa dan menangani konflik dan
memperkecil masalah yang timbul, serta menemukan dan mengatasi perilaku yang
menimbulkan masalah.
pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal, keterampilan yang berhubungan
dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal, pengelolaan kelompok dengan
cara peningkatan kerjasama dan keterlibatan siswa dan menangani konflik dan
memperkecil masalah yang timbul, serta menemukan dan mengatasi perilaku yang
menimbulkan masalah.
Peranan Guru
Pendidikan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam peraturan
pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan
merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu Pendidikan di
Indonesia. Pasal 19 dari peraturan pemerintah ini berbunyi sebagai
berikut :Proses pembelajaran pada satuan pendidikandiselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang,memotivasi
peserta didik untuk berpartisifasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain ketentuan
sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1), dalam proses pembelajaran
pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien.
Guru
mempersiapkan siswanya agar siswa siap untuk belajar. Sejalan dengan
itu pula, guru mempersiapkan dirinya untuk membelajarkan siswa. Kesiapan
kedua belah pihak ini (guru dan
murid) merupakan awal dari sebuah keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam
hal kesiapan belajar bagi siswa dan kesiapan mengajar bagi guru ada beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan dalam penciptaan suasana belajar. Dalam upaya untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan mutu pendidikan maka guru merupakan figur sentral, di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar dan melatih tetapi juga bagaimana guru dapat membaca situasi kelas dan kondisi siswanya dalam menerima pelajaran. Guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan mampu mengelola kelas. Kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan.. Lingkungan ini perlu diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik yakni yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan.
murid) merupakan awal dari sebuah keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam
hal kesiapan belajar bagi siswa dan kesiapan mengajar bagi guru ada beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan dalam penciptaan suasana belajar. Dalam upaya untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan mutu pendidikan maka guru merupakan figur sentral, di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar dan melatih tetapi juga bagaimana guru dapat membaca situasi kelas dan kondisi siswanya dalam menerima pelajaran. Guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan mampu mengelola kelas. Kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan.. Lingkungan ini perlu diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik yakni yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Pengelolaan
kelas adalah semua upaya dan tindakan guru membina, memobilisasi, dan
menggunakan sumber daya kelas secara optimal, selektif dan efektif untuk
menciptakan kondisi atau menyelesaikan problema kelas agar proses
belajar mengajar dapat berlangsung wajar. Suatu kondisi belajar optimal
dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran
serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan dalam mencapai
tujuan pengajaran. Hubungan interpersonal yang baik antara guru dan
siswa, dan antara siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan
pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat
mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Untuk itu
seorang guru harus mengetahui prosedur menciptakan suasana kelas, yakni
mengidentifikasi dan mengklasifikasi masalah baik individual maupun
kelompok; menganalisis-menelaah masalah; memilih dan menentukan
alternatif pemecahan masalah.; dan memanfaatkan umpan balik.
Dengan
demikian siswa dapat belajar dengan suasana yang tenang, dan aman
sekaligus dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa dalam belajar.
Seperti yang dikemukakan oleh Wililam James (1980) yang mengemukakan
bahwa: minat merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan
belajar siswa. Jadi efektif merupakan faktor yang menentukan ketertiban
siswa secara aktif dalam belajar. Dengan melihat konsep di atas ternyata
besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang
akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat
seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Guru
harus memiliki peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan
pengelolaan kelas maupun pengelolaan pembelajaran. Penciptaan sistem
lingkunganyang merangsang peserta didik untuk belajar sangat diperlukan,
karena hanya dengan situasi belajar itulahtujuan pembelajaran akan
tercapai. Secara ringkas peranan guru dalam pengelolaan kelas dapat
dideskrifsikan ebagai berikut. (1) memelihara lingkungan fisik kelas (2)
mengarahkan/membimbing proses intelektual dan sosial siswa di dalam
kelas dan (3) mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efisien dan
efektif. Sedangkan tugas-tugas guru dalam mengelola kelas adalah (a)
sebagai manajer (b) sebagai pendidik dan (c) sebagai pengajar.
Langkah-langkah Pengelolaan Kelas
Setidaknya ada delapan langkah yang harus dilakukan oleh guru agar mampu menguasai dan mengelola kelas dengan baik. Kedelapan langkah tersebut menurut Hunt dalam Dede Rosyada (2004: 183) yang dikutip oleh Ana Rosilawati (2008: 129-133), sebagai berikut..
Langkah-langkah Pengelolaan Kelas
Setidaknya ada delapan langkah yang harus dilakukan oleh guru agar mampu menguasai dan mengelola kelas dengan baik. Kedelapan langkah tersebut menurut Hunt dalam Dede Rosyada (2004: 183) yang dikutip oleh Ana Rosilawati (2008: 129-133), sebagai berikut..
(1) Persiapan yang cermat
Yang dimaksud persiapan yang cermat di sini adalah guru harus mengenali benar siswanya, karena mereka memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki kemampuan mengerjakan tugas dengan cepat, dan ada pula yang lambat. Mereka yang memiliki kemampuan mengerjakan tugas dengan cepat, harus diberi aktitas lainnya. Ini dimaksudkan agar mereka yang cepat mengerjakan tugas, tidak mengganggu temannya yang sedang mengerjakan tugas.
(2). Tetap menjaga dan terus mengembangkan rutinitas
Agar siswa tidak selalu dibingungkan dengan gaya dan model penugasan yang terus berubah, tidak ada salahnya guru menjaga rutinitas. Kecepatan siswa memahami apa yang akan dilakukan gurunya, akan mampu mengurangi keributan di kelas.
(3). Bersikap tenang dan terus percaya diri
Dengan ketenangan dan kepercayaan diri yang tinggi, guru akan mampu mengendalikan siswa-siswanya, sehingga proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, karena dengan bersikap tenang dan percaya diri, guru tidak akan mudah panik dan kehilangan keseimbangan, serta tidak akan ragu ketika menghadapi siswa-siswanya.
(4). Bertindak dan bersikap professional
Seharusnya seorang guru harus bertindak dan bersikap profesional yang tidak hanya mampu melaksanakan tugas pokoknya, namun juga mampu melaksanakan hal-hal yang terkait denagn keberhasilan tugas pokok tersebut.
(5). Mampu mengenali prilaku yang tidak tepat
Dalam hal ini guru harus mampu mengenali perilaku tidak tepat dari siswa-siswanya, yakni dalam bentuk apa perilakunya, kapan akan muncul, dan apakah perilaku tersebut sudah memerlukan respon dari guru atau belum.
(6). Menghindari langkah mundur
Jika guru tidak bisa mengatasi gangguan kecil, sehingga gangguan itu terus membesar dan mengganggu siswa lainnya maka guru tidak boleh melangkah mundur.
Agar tidak melangkah mundur, maka guru harus melakukan hal-hal berikut:
(a) Tegur siswa yang melakukan perbuatan tidk benar dalam kelas, saat sudah mengganggu orang lain.
(b)) Terus amati siswa yang diberi teguran agar tidak menimbulkan gangguan berikutnya
(c) Gunakan otoritas terhadap siswa yang melakukan perlawanan, dengan mengedepankan aturan yang sudah disepakati bersama.
(d) Berikan bimbingan dan arahan pada siswa-siswa yang nakal diluar kelas, dan tidak mengganggu waktu belajar siswa-siswa yang lain.
(e)) Tetap tenang dan penuh percaya diri ketika menghadapi dan menyelesaikan masalah siswa di dalam kelas.
(7). Berkomunikasi dengan orang tua siswa secara efektif
Komunikasi yang baik dengan orang tua dapat membantu pengelolaan kelas, karena semua perlakuan guru terhadap siswanya memperoleh kepercayaan dari orang tuanya. Ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dengan orang tua siswa, apalagi kepada orang tua dari siswa yang bermasalah.
(8). Menjaga kemungkinan munculnya masalah
Agar terjaga dari kemungkinan ini, sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:
(a) Penataan kelas secara fisik harus terlihat nyaman untuk belajar
(b) Kurikulum harus tersusun berbasis pada tingkat kemampuan siswa
(c) Sikap guru yang tenang, antuasias, penuh optimistik, akrab, namun tetap menjaga wibawa keguruannya.
(d) Kemampuan guru yang selalu menjadi harapan siswa dan mampu membuktikan bahwa dia dapat memenuhi harapan mereka.
(e) Sistem yang dikembangkan di sekolah mendukung bagi guru untuk mengembangkan pengelolaan kelas yang efektif, seperti sistem administrasi akademik memungkinkan guru untuk mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran, dan terkomunikasikan dengan baik pada orang tua siswa.
(f) Membuat perencanaan untuk hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak terduga.
(g) Penampilan mengajar yang dapat diterima semua siswa, kelas dikelola dengan baik, penyampaian guru yang jelas dan mudah dipahami, dan membuat suasana yang menyenangkan bagi semua orang di dalam kelas.
Hal-hal yang Harus Dihindari
Yang dimaksud persiapan yang cermat di sini adalah guru harus mengenali benar siswanya, karena mereka memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki kemampuan mengerjakan tugas dengan cepat, dan ada pula yang lambat. Mereka yang memiliki kemampuan mengerjakan tugas dengan cepat, harus diberi aktitas lainnya. Ini dimaksudkan agar mereka yang cepat mengerjakan tugas, tidak mengganggu temannya yang sedang mengerjakan tugas.
(2). Tetap menjaga dan terus mengembangkan rutinitas
Agar siswa tidak selalu dibingungkan dengan gaya dan model penugasan yang terus berubah, tidak ada salahnya guru menjaga rutinitas. Kecepatan siswa memahami apa yang akan dilakukan gurunya, akan mampu mengurangi keributan di kelas.
(3). Bersikap tenang dan terus percaya diri
Dengan ketenangan dan kepercayaan diri yang tinggi, guru akan mampu mengendalikan siswa-siswanya, sehingga proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, karena dengan bersikap tenang dan percaya diri, guru tidak akan mudah panik dan kehilangan keseimbangan, serta tidak akan ragu ketika menghadapi siswa-siswanya.
(4). Bertindak dan bersikap professional
Seharusnya seorang guru harus bertindak dan bersikap profesional yang tidak hanya mampu melaksanakan tugas pokoknya, namun juga mampu melaksanakan hal-hal yang terkait denagn keberhasilan tugas pokok tersebut.
(5). Mampu mengenali prilaku yang tidak tepat
Dalam hal ini guru harus mampu mengenali perilaku tidak tepat dari siswa-siswanya, yakni dalam bentuk apa perilakunya, kapan akan muncul, dan apakah perilaku tersebut sudah memerlukan respon dari guru atau belum.
(6). Menghindari langkah mundur
Jika guru tidak bisa mengatasi gangguan kecil, sehingga gangguan itu terus membesar dan mengganggu siswa lainnya maka guru tidak boleh melangkah mundur.
Agar tidak melangkah mundur, maka guru harus melakukan hal-hal berikut:
(a) Tegur siswa yang melakukan perbuatan tidk benar dalam kelas, saat sudah mengganggu orang lain.
(b)) Terus amati siswa yang diberi teguran agar tidak menimbulkan gangguan berikutnya
(c) Gunakan otoritas terhadap siswa yang melakukan perlawanan, dengan mengedepankan aturan yang sudah disepakati bersama.
(d) Berikan bimbingan dan arahan pada siswa-siswa yang nakal diluar kelas, dan tidak mengganggu waktu belajar siswa-siswa yang lain.
(e)) Tetap tenang dan penuh percaya diri ketika menghadapi dan menyelesaikan masalah siswa di dalam kelas.
(7). Berkomunikasi dengan orang tua siswa secara efektif
Komunikasi yang baik dengan orang tua dapat membantu pengelolaan kelas, karena semua perlakuan guru terhadap siswanya memperoleh kepercayaan dari orang tuanya. Ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dengan orang tua siswa, apalagi kepada orang tua dari siswa yang bermasalah.
(8). Menjaga kemungkinan munculnya masalah
Agar terjaga dari kemungkinan ini, sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:
(a) Penataan kelas secara fisik harus terlihat nyaman untuk belajar
(b) Kurikulum harus tersusun berbasis pada tingkat kemampuan siswa
(c) Sikap guru yang tenang, antuasias, penuh optimistik, akrab, namun tetap menjaga wibawa keguruannya.
(d) Kemampuan guru yang selalu menjadi harapan siswa dan mampu membuktikan bahwa dia dapat memenuhi harapan mereka.
(e) Sistem yang dikembangkan di sekolah mendukung bagi guru untuk mengembangkan pengelolaan kelas yang efektif, seperti sistem administrasi akademik memungkinkan guru untuk mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran, dan terkomunikasikan dengan baik pada orang tua siswa.
(f) Membuat perencanaan untuk hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak terduga.
(g) Penampilan mengajar yang dapat diterima semua siswa, kelas dikelola dengan baik, penyampaian guru yang jelas dan mudah dipahami, dan membuat suasana yang menyenangkan bagi semua orang di dalam kelas.
Hal-hal yang Harus Dihindari
Banyak hal yang harus dihindari guru sebagai manajer kelas. Hal tersebut antara lain
∙ Campur Tangan Yang Berlebihan,seperti
guru menyela kegiatan yang asik berlangsung dengan komen atau petunjuk
mendadak, maka kegiatan siswa akan terganggu atau terputus. Kesan guru
tidak memperhatikan kebutuhan siswa, hanya memuaskan dirinya saja.
∙ Kelenyapan,terjadi
jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu intruksi penjelasan atau
petunjuk, komentar. Kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa
alasan yang jelas dan membiarkan pikiran anak mengawang-awang.
∙Ketidak tepatan memulai dan mengahiri kegiatan, terjadi jika guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya.
∙Penyimpangan,
Terjadi
jika dalam kegiatan PBM guru terlalu asik dengan kegiatan tertentu
seperti sibuk dengan tempat duduk yang tidak rapi atau cerita sesuatu
yang tidak ada hubungan dengan materi terlalu jauh, sehingga kelancaran
kegiatan di kelas terganggu.
∙Bertele-tele, terjadi
jika pembicaraan guru bersifat :mengulang-ulangi hal-hal tertentu,
memperpanjang pelajaran atau penjelasan, mengubah teguran menjadi
ocehan yang panjang. Hal ini merupakan hambatan kemajuan pelajaran atau
aktivitas kelas. Siswa pada umumnya
mencatat sebagai hal yang membosankan dan tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.
∙Pengulangan Penjelasan Yang Tidak Perlu Terjadii, guru
memberi petunjuk yang berulang-ulang secara tidak perlu membagi kelas
dalam memberikan petunjuk atau secara terpisah memberi petunjuk ke
setiap kelompok yang sebelumnya dapat diberikan secara bersama-sama
kepada seluruh kelompok sekali saja di depan kelas
4 komentar:
bagus
like (y)
mohon maaf kutipan Usman (1995) itu halaman berapa yah ?
Casino in Kansas City Tickets - JTM Hub
Tickets and upcoming 2021 Poker 과천 출장안마 and 제천 출장마사지 Texas Hold'em events in Kansas 안동 출장마사지 City, 영주 출장마사지 including Texas 안동 출장마사지 Hold'em, Daily 14-Card Draw, Daily Derby,
Posting Komentar